Oleh Christine Claudia Lukman
TRIBUNJABAR.ID – Saat ini Bandung berada dalam kondisi darurat sampah yang dapat dilihat dari menggunungnya tumpukan sampah di tempat penampungan sementara, maupun di pinggir-pinggir jalan.
Hal ini tentu saja sangat mengganggu kenyamanan masyarakat karena selain tidak sedap dipandang, juga menimbulkan bau busuk, penyakit, dan turut berkontribusi dalam pemanasan global. Untuk menyikapi masalah ini, maka para dosen dan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) dari Universitas Kristen Maranatha melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk para ibu rumah tangga yang aktif dalam kelompok PKK di Kelurahan Cipaganti.
E-poster proses pembuatan Eco Enzyme (sumber: penulis, 2023)
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan secara onsite dengan jumlah anggota tim pengabdi sebanyak 10 tenaga pengajar FSRD UK. Maranatha dan 8 orang mahasiswa FSRD. Sedangkan anggota PKK yang terlibat berjumlah sekitar 20 orang.
Pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan konsep Pentahelix yang melibatkan: (1) Akademisi (para dosen dan mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha), (2) Komunitas (PKK), (3) Bisnis (Rumah Buah Sukajadi, Bandung), (4) Pemerintah (Kelurahan Cipaganti), dan (5) Media (surat kabar online, media sosial).
Kegiatan Sosialisasi Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme di Aula Kelurahan Cipaganti oleh dosen serta mahasiswa FSRD UK. Maranatha untuk Ibu-Ibu PKK Kelurahan Cipaganti
Sedangkan metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Asset Based Community Development (ABCD) yaitu strategi untuk pengembangan komunitas berkelanjutan yang mengaitkan antara aset mikro dengan lingkungan makro.
Dengan demikian fokusnya ada pada kekuatan dan aset, komunitas didorong untuk mengembangkan dirinya sendiri dengan mengidentifikasi dan menciptakan kesempatan ekonomi lokal.
Ibu Nina sedang mengajarkan cara menyaring ampas kulit mangga dan jeruk kepada Ibu Ida (Ketua Kelurahan Cipaganti) dan para Ibu PKK
Metode ini dirancang untuk menstimuli pengorganisasian komunitas dengan menghubungkan dan memanfaatkan bantuan dari institusi eksternal. Yang dipentingkan bukanlah pemetaan aset melainkan bagaimana aset tersebut diorganisir dan dimobilisasi, sehingga diharapkan masyarakat sebagai aktor akan mandiri dan usahanya berkelanjutan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini didasarkan pada dua isu penting yakni pelestarian lingkungan hidup yang berkaitan dengan masalah sampah dan peningkatan ekonomi.
Foto bersama selesai melakukan penyaringan dan pembubuhan herbal aromatik pada larutan eco enzyme
Isu pertama adalah sampah organik rumah tangga yang berasal dari makanan seperti sayuran dan kulit buah-buahan. Isu kedua adalah meningkatkan ekonomi sirkular oleh para aktivis PKK yang merupakan agen perubahan di lingkungannya.
Cara yang paling mudah untuk dilakukan oleh para ibu rumah tangga adalah melalui pembuatan eco enzyme yang berguna bagi lingkungan hidup dan manusia, serta dapat dijadikan komoditas dalam ekonomi sirkular.
Label untuk ditempelkan pada botol berisi cairan Eco Enzyme
Eco enzyme merupakan hasil penelitian dari Rosukon Poompanvong, Ph.D. selama lebih dari 30 tahun. Beliau adalah ahli pertanian dari Thailand. Eco enzyme adalah rantai alami protein, gram, mineral dan enzim yang merupakan larutan multiguna yang bermanfaat bagi lingkungan hidup dan manusia yang berasal dari hasil fermentasi kulit buah dan sisa sayuran dalam larutan molase (sisa gilingan tebu).
Proses pembuatan eco enzyme berlangsung cukup lama sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak dapat dilakukan dalam satu pertemuan saja, melainkan dalam 3 kali pertemuan bertempat di kantor Kelurahan Cipaganti. Pertemuan pertama diselenggarakan pada tanggal 20 September 2023 dari pukul10.00 hingga 12.00 WIB. Dra. Nina Nurviana, M.Ds., seorang penggiat lingkungan hidup sekaligus dosen, menjelaskan tentang manfaat dan cara pembuatan eco enzyme.
Beliau secara langsung mengajarkan dan memperagakan kepada ibu-ibu PKK untuk membuat larutan eco enzyme dengan mencampurkan 1 bagian molase, 3 bagian sampah organik (kulit buah-buahan seperti mangga dan jeruk) dengan 10 bagian air jernih ke dalam wadah plastik kedap udara.