Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah bahwa cadangan nikel akan habis dalam beberapa tahun mendatang. Mengingat, masih ada beberapa areal lahan mengandung nikel yang belum digarap.
Bahlil menyebut cadangan nikel yang akan habis dalam waktu 10 tahun mendatang hanya bersumber dari areal tambang yang sudah berproduksi. Sementara masih ada beberapa areal yang belum dieksplorasi.
“Kalau kita ekspor saja, emang kita gak gali itu tambang, jadi jangan pikir. Siapa yang bilang nikel habis? Itu karena kita gak bisa katakan ini habis kalau belum dieksplorasi. Yang sudah tereksplorasi mungkin cuma 10 tahun tapi yang belum tidak diketahui,” ujar Bahlil dalam konferensi pers, dikutip Jumat (26/1/2024).
Berdasarkan catatannya, lahan yang mengandung nikel masih banyak untuk digarap, seperti yang ada di Papua hingga Maluku. Apalagi pemerintah juga baru saja mencabut ratusan Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel, yang apabila hal itu dilakukan eksplorasi lebih lanjut, potensinya cukup menjanjikan.
Di samping itu, nikel saat ini menjadi salah satu komponen penting pada baterai kendaraan listrik. Hal itu pun membuat pabrikan baterai dunia seperti Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) dan LG Energy Solution Ltd (LGES) melakukan investasinya di Indonesia.
“Jadi kalau kita bangun ekosistem baterai mobil, kita bangun langsung recycle jadi baterai yang sudah jadi sampah bisa kita lakukan ulang dan itu investasi CATL dan LG ada recyclenya,” kata Bahlil.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menctatat masih ada sekitar 1,2 juta hektare lahan nikel yang belum dieksplorasi dari 2 juta hektare tambang komoditas nikel di Indonesia.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid. Dia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi greenfield nikel dengan total luas lahan sebesar 2 juta hektar.
Namun, saat ini seluas 800 ribu hektar sudah menjadi IUP nikel, sedangkan sisanya belum dieksplorasi lebih lanjut untuk menemukan jumlah cadangan nikel yang ada.
“Lokasi yang berpotensi greenfield nikel masih cukup luas, dilihat dari potensi dari formasi pembawa nikel yaitu 2 juta hektar. Saat ini baru 800 ribu hektar saja yang sudah menjadi IUP,” ujar dia, dikutip Jumat (26/1/2024).
Artikel Selanjutnya
Cadangan Nikel RI Habis 15 Tahun Lagi, Ini Kata Menteri ESDM
(pgr/pgr)